top of page

Hati-hati.. Anak kecil sangat mudah tenggelam. Ini alasannya..


Banyak sekali media yang memberitakan tentang anak meninggal akibat tenggelam. Baik di pantai, sungai, kolam renang, empang, kolam ikan bahkan bak mandi. Yang dimaksud dengan tenggelam adalah tidak dapat bernapas akibat saluran napas tertutup oleh air.

Mengapa sering terjadi kasus tenggelam pada anak kecil ?


Di bawah ini beberapa fakta yang harus diketahui oleh orang tua.

1. Anak cenderung selalu ingin tahu dan belum mengenal bahaya

Dalam teori tumbuh kembang anak, usia di bawah 10 tahun memiliki sifat keingintahuan yang sangat tinggi. Anak yang tergolong pemberani selalu berusaha mendekat bahkan menyentuh objek yang menarik perhatiannya. Di sisi lain kepekaan mereka terhadap potensi bahaya masih sangat rendah. Kombinasi inilah yang dapat membahayakan si anak.

2. Sebagian besar anak tenggelam saat di dalam pengawasan orang tua, pengasuh atau orang dewasa lain

Anak membutuhkan orang dewasa untuk mengenali potensi bahaya. Namun saat bersama anak kadang orang tua memiliki kesibukannya sendiri. Ngobrol, membaca buku, makan dan yang paling populer adalah bermain smartphone. Kondisi inilah yang sangat rentan bagi si anak.


Pada proses tenggelam, anak yang tidak bisa renang hanya mampu berusaha berada di permukaan air (struggling) selama 10 - 50 detik tergantung besarnya anak. Setelah itu mulai tenggelam.

Sehingga hanya butuh waktu 60 detik lepas dari pandangan, si anak sudah tenggelam.

3. Proses Tenggelam tidak seperti yang kita lihat di film

Jika di film kita sering melihat proses tenggelam di gambarkan dengan berteriak-teriak minta tolong sambil melambaikan tangan. Sehingga terkesan proses tenggelam itu berisik.

Pada kejadian yang sesungguhnya tidak seperti itu. Proses tenggelam cenderung tidak bersuara.


Pada saat struggling kepala lebih banyak berada di bawah permukaan air sehingga sulit untuk berteriak. Secara insting pun anak akan berusaha untuk mengambil napas. sehingga kalaupun kepala berhasil keluar dari air akan dimanfaatkan untuk menarik napas. Gerakan tangan dan kaki cenderung seperti menaiki tangga atau seperti gerakan anjing. Cenderung tidak beraturan. Pada keadaan ini anak tidak dapat melambai dan bereteriak minta tolong. Sehingga tenggelam cenderung tidak bersuara atau sering kita sebut sebagai SILENT DROWNING.


4. Proses tenggelam sering tidak disadari oleh orang yang ada di sekitarnya


Karena prosesnya yang tidak bersuara, maka orang yang berada di sekitarnya tidak mendengar dan tidak menyadarinya. Satu-satunya diteksi korban tenggelam adalah secara visual atau melihat kejadiannya.


5. Tenggelam dapat juga terjadi di kolam dangkal


Jangan pernah beranggapan bahwa anak anda akan aman karena berada di kolam dangkal. Kolam dangkal termasuk sumber bahaya bagi anak kecil. Kolam anak, kolam ikan, kolam plastik bahkan bak mandi dapat berbahaya bagi anak kecil.


Anak memiliki daya apung (bouyancy) yang sangat positif. Atau dengan kata lain sangat ngapung. Kondisi ini justru dapat membahayakan anak. Apabila secara tidak sengaja anak mengapung dalam posisi terlungkup, maka mulai dari kepala, badan dan kaki berada di permukaan air. Posisi ini akan menyulitkan anak untuk menurunkan kakinya ke lantai kolam. Sedangkan dia tidak bisa bernapas karena wajah berada di dalam air. Di kolam dangkal anak tenggelam dalam posisi seperti ini. Sehingga permukaan air diatas lutut anak sudah dapat menenggelamkan si anak.


Namun bukan berarti jika permukaan air di bawah lutut anak akan aman buat anak. Air yang sangat dangkal juga memiliki potensi bahaya yang lain. Lantai kolam dangkal biasanya licin. Apabila anak terpeleset dapat menyebabkan benturan kepala pada lantai kolam. Jika anak menjadi tidak sadar, dapat menyebabkan anak tenggelam.




Ayah... Bunda...


Perhatikan selalu anak anda jika berada atau bermain di sekitar kolam. Letakkan smartphone anda dan bermainlah bersama mereka. Hanya itu satu-satunya cara untuk memastikan keselamatan anak anda di kolam renang.


Catagory
Artikel
Berita
Tags
bottom of page